KOMPAS.TV - Istilah ipar adalah maut tampaknya bukan sekadar judul film belaka. Baru-baru ini tragedi memilukan menimpa seorang mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, Faradila Amalia. br br Faradila tewas dibunuh dan jenazahnya ditemukan di sebuah parit. Tragisnya, pelaku dari pembunuhan ini adalah seorang polisi anggota Polres Probolinggo yang tak lain adalah kakak ipar korban. br br 16 Desember pagi, ketenangan warga di Desa Wonorejo, Pasuruan, Jawa Timur, terusik dengan temuan sesosok jenazah perempuan di sebuah parit. br br Jenazah pertama kali ditemukan seorang warga yang sedang dalam perjalanan memanen jagung di sekitar lokasi. br br Awalnya, warga mengira korban pingsan karena terjatuh ke parit. Namun setelah didekati, ternyata korban sudah tidak bernyawa. br br Dari otopsi jenazah korban terungkap jika kematian korban ini tak wajar, lantaran ditemukan sejumlah luka akibat penganiayaan di tubuh korban. br br Polisi telah menetapkan kakak ipar korban yang merupakan anggota Polres Probolinggo, Bripka AS, sebagai tersangka di balik pembunuhan Faradila. br br Bripka AS telah ditangkap sehari setelah korban ditemukan. br br Penangkapan Bripka AS ini tak membuat terkejut keluarga korban, lantaran sejak awal kecurigaan keluarga korban sudah mengarah ke pelaku. Hubungan korban dan pelaku tidak harmonis, begitu pun hubungan Bripka AS dengan anggota keluarga lain. br br Keterlibatan Bripka AS pada pembunuhan adik iparnya ini makin diperkuat dengan bukti CCTV di sekitar lokasi tempat Faradila ditemukan. br br Polisi ternyata menemukan fakta lain jika dalam kasus ini pelaku tidak beraksi seorang diri. Polisi menemukan adanya dugaan keterlibatan orang lain. Artinya, pelaku pembunuhan mahasiswi Faradila ini diduga lebih dari satu orang. br br Motif pelaku membunuh korban masih diselidiki polisi. Namun keluarga korban menduga jika pembunuhan ini didasari motif karena pelaku ingin menguasai harta keluarga.